28 October 2017

Precious Childhood Memories


Hey, recently I'm thinking about to write an article in Bahasa. I knew that I'm not that fluent in English, but at least I want to try to write in English on my personal blog. Okay, let's make this article as the first article in Bahasa.

Belakangan ini, aku bernostalgia tentang hal-hal yang dulu aku gemari. Apakah kalian juga angkatan 95-an? Mungkin saja kegemaran kita mirip!



  • Telepon Umum
Nah, dulu masih ada lorong telpon umum selayaknya wartel namun tanpa kabin di sekolahku. Telepon umumnya masih yang berwarna biru dengan koin. Kemudian sempat mengalami perubahan menjadi warna merah-putih dengan desain yang lebih moderen. Telepon umum ini juga kerap dijumpai di persimpangan jalan kecil. Dulu salah satu teman yang rumahnya cukup dekat denganku kerap kali mengajakku untuk menelpon iseng. Ada saja ide dia untuk menjaili orang diseberang telpon. Pernah dia berpura-pura menjadi ibu kos yang menagih biaya, kemudian menjadi orang lainnya. Nakal banget gak sih, dan anehnya aku juga turut merasakan kesenangan menjaili orang. Untuk menjaili orang cukup hanya dengan Rp. 500,-

Perlahan semua telepon umum menghilang, dan wartel (re: warung telepon) kian ramai. Menjahili orang semakin mahal, jadi udah gak gitu lagi deh. Soalnya kalau di wartel dihitung terus tiap detiknya, dan lebih mahal karena biasanya wartel tersebut dilengkapi dengan AC.

  • Warung Internet
Biasanya anak-anaknya menyingkatnya menjadi warnet. Dulu internet belum secara luas dimiliki oleh masyarakat di rumah. Sehingga untuk menyelesaikan beberapa kebutuhan dan pekerjaan harus mendatangi warnet. Kemudian karena sudah mengenal games secara online, beberapa warnet secara khusus mengidentifikasi diri sebagai warnet games. Pertama kali dikenalkan dengan internet sekitar tahun 2004 (sekitar kelas 4 SD). Saat itu, aku mulai mengakses google. Googling hal apapun yang tidak terlalu penting, seperti sinopsis film. Kemudian mulai berkembang dengan mengakses games Barbie.

Lagi dengan temanku yang jahil itu kami berulah di warnet. Dahulu harga sewanya mencapai Rp. 5.000,-/jam. Karena tidak mau rugi, kami memainkan hingga detik-detik terakhir. Namun, sayangnya yang tercatat di admin lewat 23 detik. Sedih, uang kami gak cukup. Sedih lagi, aku ditumbalkan jadi jaminan. Untung yang punya datang dan mengenali wajahku, kemudian ia mempersilakan aku pergi karena hanya lewat 23 detik.

  • Orgi
Masih ingat dengan buku kecil yang dapat diisikan dengan kertas? Dulu para cewek gemar bertukar kertas orgi, bahkan ada yang menjadikannya sebagai salah satu sumber penghasilan. Masih ingat apa yang diisikan dalam orgi? Biodata! Biodata lengkap dengan opini mengenai si pemilik orgi. Dan lagi-lagi, yang menjadi daya eksentriknya adalah cara menulis. Yap, tulisan akan dibuat seindah mungkin dengan tambahan-tambahan garis atau lengkungan pada awal atau akhir huruf. Lambat laun orgi pun berkembang menjadi buku yang lebih besar dan dikenal dengan File. Aku pun masih ingat dengan merk beken yang dahulu menjadi incaran: Harvest. Desain yang minimalis dan kualitas kertas yang cukup tebal yang menjadi daya tariknya.

Harganya juga berubah dari Rp. 1.000,-/3pcs menjadi Rp. 500,-/1pc dan terakhir bisa mencapai Rp. 5.000,-/3pcs.

  • Walkman
Pernah denger "walkman" atau bahkan pernah punya? Ya, dulu aku memiliki walkman dengan merk Sony! Lagaknya bagai orang dewasa yang paham musik. Padahal hanya ingin ikut-ikut papa. Yang didengarkan juga dulu mungkin hanya musik Trio Kwek-Kwek, Sherina, dan Tasya. Namun era-nya Walkman cepat berganti dengan hadirnya Mp3 Player. Mp3 Player tentunya lebih cepat digandrungi karena dapat memuat lebih banyak lagu dan bentuknya yang sangat praktis. Aku juga dulu memiliki Mp3 Player berwarna ungu yang dapat berganti casing dengan berbagai warna lainnya, haha pamer banget. Mp3 Player juga cepat tergantikan dengan Mp4 Player. Namun dulu aku tidak lagi mengikuti tren Mp4, karena sudah lebih praktis dengan menggunakan HP. Mp4 Player juga kemudian ditinggalkan setelah hadirnya iPod. Dan kini, iPod masih bertahan dengan inovasi desain dan tambahan fungsionalitas lainnya.

  • Majalah
Dulu aku dan teman-teman berlangganan majalah! Sempet berganti majalah mulai dari W, Gadis, CosmoGirl, dan GoGirl. Bagian yang pertama kali kubaca tentunya Horoscope, haha. Setelah melihat ramalan zodiak milikku (fyi, aku Cancerian lho!), tentunya dilanjutkan dengan zodiak gebetan dong. Entah mengapa ramalan zodiak itu dulu sangat mirip dengan kejadian-kejadian yang terjadi denganku saat itu. Atau hanya delusi aku seorang? Pokoknya jaman smp dulu ini menjadi suatu hal yang perlu kita ketahui. Apalagi untuk mencocok-cocokan diri dengan gebetan. Terkadang baca zodiak yang sehati banget saja bisa meningkatkan mood seharian. Ini terjadi untuk aku aja atau kalian juga?

Setelah Horoscope, aku juga mengikuti tren fashion yang disajikan. Bahkan beberapa kali aku datang ke butik yang berkolaborasi dengan majalah tersebut. Masih ingat dengan jelas beberapa butik itu ada di Mangga Dua lt.4! Omong-omong, kids zaman now (re: bahasa kekinian untuk anak zaman sekarang) masih baca majalah selain Kinfolk gak sih? 

  • Friendster
Ya Tuhan, Friendster masih bisa di-akses gak sih? Dulu jaman-jamannya nge-tren atau saat aku masih duduk di bangku SMP, sempet masih cupu gitu. Nama profile masih pakai nama panjang asli, sedangkan teman-teman sudah pakai imbuhan gak jelas lainnya. Tapi begitu udah mulai ikut-ikutan tren, eh friendster-nya bubar dan tertinggal sebagai kenangan "alay". Zaman terus berubah. Setelah Friendster, ada Tumblr, kemudian Twitter, lalu Facebook. Untungnya Facebook terus menyajikan pembaruan yang mengikuti kebutuhan penggunanya saat ini. Lalu ditambah dengan hadirnya Snapchat, dan Instagram. Dulu juga pernah ada Path, Ask.fm dan Secret yang sepertinya sudah tidak digunakan lagi saat ini. Apa ya selanjutnya?

Belum kebayang kalo Instagram akan kita tinggalkan, masih seru. Kalaupun ditinggalkan, gimana ya kira-kira reaksi kita melihat kelakuan diri saat masih ada Instagram?

  • Jajanan
Abang-abang jajanan dulu ada yang sangat kreatif. Beliau menjual mie sedap goreng dipinggir sekolah, dan menjadikan plastiknya sebagai wadah! Sangat menghemat modal untuk wadahnya. Kemudian masih banyak jajanan-jajanan lain yang masih bertahan hingga sekarang, bahkan sudah ada yang naik kelas seperti kue cubit. Jajanan yang paling bertahan antara lain: telur gulung, lidi, dan otak-otak. Kemudian jajanan bertambah dengan hadirnya: balor, piscok, crepes, dsb.

Ini masa kecilku, apa masa kecilmu?

No comments:

Post a Comment